PESONA TAMAN NASIONAL BALURAN


Gemericik air bersautan, suara bersautan mulai terdengar, beberapa siswa sudah mulai terbang.Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 01.00 seolah waktu berputar begitu cepat. Belum hilang lelah hari kemarin, kini sang malam sudah menlambaikan tangan mengajak untuk bersujud kepada Tuhan Semesta Alam. Memang harus dilakukan seperti itu, dengan jumlah siswa sekitar 25 dan kapasitas satu kamar mandi, siswa dituntut mampu mengatur waktu mandinya sebagai pembentukan karaktertanggung jawab pada dirinya.
Dinginya air dan udara malam tidak menyurutkan kemauan siswa untuk bangun mandi dan selanjutnya melaksanakan sholat tahajud berjamaah di masjid. Itulah target ibadah harian yang harus mereka lakukan setiap harinya. Sholat tahajud disepertiga malam, sholat dhuha, tilawah 1 juz, dan sholat wajib berjama’ah.  Pukul 06.30 sudah berlalu, setelah sarapan dan breifing pagi, siswa bersiap melakukan aktivitas yang menantang dan menyenangkan selanjutnya, yaitu on the trip to Taman Nasional Baluran dan Bangsring Under Water.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem yang sfesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, dan hutan selalau hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran. Gemuruh dan teriakan siswa mulai bersautan, “ monyet...monyet...ada monyet “, itulah hewan yang pertama kali menyambut kedatangan kita d Taman Nasional Baluran. Tidak terlalu banyak, tetapi itu sudah membikin puluhan siswa heboh, apalagi ketika barang bawaan salah satu siswa diambil monyet.
Tibalah para siswa SMPIT Insan Kamil Sidoarjo berada di pintu masuk T.N. Baluran, keuta kelompok menyiapkan anggotanya, selanjutnya melaporkan jumlah, keadaan, dan kelengkapan masing-masing anggota kelompok kepada pendamping kegiatan. Dalam setiap kegiatan, laporan wajib dilakukan karena itu sebagai S.O.P kegiatan dan bentuk pantaun pendamping kepada siswa. Setelah semua siswa yang terbagi dalam 16 kelompok sudah lengkap dan siap, siswa dibagi sesuai dengan job disk masing-masing. Ada yang bertugas untuk wawancara, observasi lingkungan, dan pembuatan video.
Kedatangan siswa langsung disambut oleh Pak Tri selaku pengelola Taman Nasional Baluran. Setelah itu dilaksanakan penyampaian materi terkait kondisi umum T.N Baluran yang disampaikan oleh mas Ryan. Alhamdulillah, data yang kita butuhkan sebelum observasi secara langsung, mampu disampaikan dengan sangat jelas oleh mas ryan, mulai dari ekosistem, vegetasi  flora dan fauna, dinamika populasi flora fauna sekaligus ciri masing-masing ekosistem.
Banyak hal yang kita dapatkan di sini, kita mengamati, mengobservasi secara langsung ekosistem di T.N Baluran diantaranya hutan musim, ever green forest, savana, menara pantau, pantai Bama, dan hutan mangrove. Di tengah perjalanan kami menuju pantai bama, kita bisa melihat secara langsung monyet berkeliaran, kerbau jawa sedang asyik di kubangan-kubangan yang dibuat secara manual oleh pengelola. Dan tak jarang kita jumpai merak dan rusa disekeliling padang savana namun tidak terlalu banyak seperti musim semi. Pada musim hujan kebutuhan makanan dan kadar air di hutan sudah tercukupi, oleh karena itu hewan-hewan jarang keluar.
Tibalah kita di Pantai Bama, ombak yang tenang dengan pasir putih, ditambah hijaunya mangrove di bibir pantai menjadikan pesona Pantai Bama semakin indah. Para siswa mendapatkan tugas mencari biota laut. Sayangnya tidak banyak kita dapatkan, karena air sedang pasang. Namun bagi siswa yang mau agak masuk kedalam, akhirnya bisa menemukan biota laut yang akan digunakan sebagai awetan. Setelah mendapatkan biota laut, kami melanjutkan aktivitas ke menara pantau. Hamparan padang yang begitu luas, hijaunya rumput dan tingginya pepohonan, serta hewan-hewan yang sedang berada jauh di sana mampu terliihat melalui meneropong yang dilakukan di menara pantau. Ini adalah pembuktian nyata dari pengtahuan yang telah dipelajari.
Dari menara pantau siswa langsung mengamati secara langsung persebaran flora fauna, ciri-ciri tumbuhan, dan faktor penyebab kerusakan di savana, ever green forest dan hutan musim.  Disetiap ekosistem T.N. Baluran memiliki flora dan fauna yang berbeda. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan iklim, suhu, dan rantai makanan. Dari wawancara, pengamatan dan observasi kegiatan dapat kita simpulkan bahwa Taman Nasional Baluran memiliki luas 25.000 hektare, dan 10,000 hektanya adalah savana. Savana merupakan hamparan tanah luas, dengan vegetasi utamanya adalah rumput.

“ wah seperti taman safari gratis “ ucap revi yng beberapa kali menemukan hewan merak dan rusa. Di sini memiliki 204 spesies burung dan ekosistem yang indah dan bersahabat.

#60HMB
#WBTBWI
            

Posting Komentar

2 Komentar

  1. sippp, subhanallah, walhamdulillah. wallahu akbar, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT

    BalasHapus
  2. Masya Allah semoga mendapat ilmu yg berkah dan selalu dalam lindungan Allah SWT Aamiin

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)