BANGSRING UNDER WATER ( INDAHNYA PANORAMA BAWAH LAUT )


Dahulu, Bangsring merupakan tempat para penghancur, pengebom, dan perusak terumbu karang. Beberapa nelayan menggunakan pukat harimau dan alat-alat yang bisa merusak terumbu karang dalam mencari ikan.  Ada seorang pemuda, dari anak seorang pengepul ikan memulai melakukan penanaman terumbu karang. Para mulanya, sebagian besar para nelayan menolak, lambat laun para nelayanpun kesulitan dalam mata pencaharianya, karena kondisi pantai yang buruk dan rusak. Hingga pada akhirnya, para nelayan sadar karena semakin hari penghasilan ikan semaki sedikit. Itulah sedikit gambaran BUNDER ( Bangsring Under Water ) ynag kini dikenal sebagai destinasi wisata berbasis konservasi dengan perairan yang jernih, terdapat terumbu karang alami dan buatan. Selain itu terdapat rumah apung yang di dalmanya ada kerambah untuk berenang dengan ikan hiu, kano, snorkling dan banana boat.
          
  Pukul 13.00, tibalah kami rombongan siswa dan siswi SMPIT Insan Kamil Sidoarjo di desa bangsring, Kecamatan Wongsorejo tempat wisata berbasis konservasi yang lebih dikenal dengan sebutan Bangsring Under Water. Lokasi yang selalu menjadi pembahasan siswa selama dalam perjalanan. “ nanti saya snorkling “, ucap haikal. Kegiatan diawali dengan makan siang bersama, dilanjutkan audiensi dengan pengelola Bangsring yang daalam kegiatan ini di dampingi oleh Mas Devi dan Mbak dari Mahasiswa UIN Sunan Ampel jurusan kelautan. Audiensi sangat menarik perhatian siswa, tanya jawab silih berganti.
“ terumbu karang ini namanya apa “, tanya ifa ?
“ ACROPORA “, Jawab Mbaknya yang saat itu menjadi pembicara.
“ terumbu karang itu rapuh, walau luarnya terlihat kokoh “ lanjut mbaknya
Kata-kata itu mengundang bisik-bisik dan tepuk tangan siswa, mungkin karena masih muda, jadi masih sering baper dengan kata-kata mutiara.
          
  Setelah audiensi, para siswa melakukan praktek kegiatan penanaman terumbu karang yang di pandu oelh guide dari petugas Bangsring. Transplantasi terumbu karang membutuhkan sebuah media. Media itu dibuat dari semen dan pasir yang dicetak yang mampu menumbuhkan terumbu karang secara alami. Selanjutnya di ikat dengan kabel tis sebagai tempat bermain ikan dan bertelur di situ. Pada ujung terumbu karang terdapat lendir yang berfungsi untuk menangkap plankton dan makanan.
           
Kegiatan semakin seru, para siswa langsung praktek menanam terumbu karang bersama kelompoknya masing-masing. Disediakan 6 rak, dan setiap rak terdapat 9 titik yang digunakan sebagai media penanaman terumbu karang. Para siswa mengambil bibit sekaligus mengikat terumbi karang dalam media semen yang sudah dibuat dalam kabel tis.
“ awas, hati-hati “, ucap salah satu siswa.
Setelah semua terpasang, Rak penanaman terumbu karang ditenggelamkan ke dalam laut.
“ ini merupakan pengalaman dan pembelajaran nyata yang di dapat oleh siswa “, ucap Imam selaku pendamping kegiatan.
`           Cuaca yang sedikit mendung, rintik-rintik hujan,  dan angin semilir pantai seakan melambai-lambai menarik diri untuk segera masuk ke dalam lautan menikmati indahnya panorama bawah laut. Ya, SNORKLING, kegiatan yang paling ditunggu oleh siswa. Dengan pelampung yang menempel di badan, para siswa bergegas menuju kapal menyebrang menuju rumah apung. Disana para siswa dan dipandu guide melakukan observasi biota laut dengan melakukan SNORKLING. 

Masya ALLAH, keindalah alam seakan berbicara keagungan tuhan, begitu indah panoraman bawah laut, terlihat terumbu karang yang sangat indah dengan ratusan jenis ikan bermain di dalamnya. Sangat Indah memang, maka sangat rugi apabila kita sebagai orang indonesia namun belum pernah menikmati keindahan konservasi bawah laut di sini.
#60 hmb

#WBT BWI

Posting Komentar

0 Komentar