KAPAL-KAPAL DI PELABUHAN MUNCAR


Bau ikan menyengat dan terik matahari yang sangat panas.Kapal-kapal berbaris rapi di pingir pantai bak seorang tentara, mulai dari kapal yang sangat sampai perahu kecil. Lalu lalang orang yang membawa hasil tangkapan , dan jual beli ikan terlihat di sepanjang jalan perjalanan kita menuju Dinas Pelabuhan Muncar. Kondisi, keadaan, dan aktivitas yang terjadi seolah memberi gambaran kepada kita bahwa inilah kondisi umum di Pelabuhan yang merupakan terbesar ke-2 di Indonesia.
“ uh...baunya amis “, teriak salah satu siswa.
“ pakai masker aja “, sahut temanya.
Kurang lebih 1 jam perjalanan ditempuh dari lokasi home stay tempat tinggal siswa untuk sampai menuju ke Pelabuhan. Dengan memakai masker, para siswa berkumpul di depan Aula Dinas Pekabuhan Muncar untuk berbaris dan melaporkan kesiapan masing-masing kelompok dalam mengikuti kegiatan ini. Pada kegiatan ini masker adalah hal yang wajib dibawa dan dipakai, selain untuk mengurangi bau amis, masker juga membantu melindungi kulit wajah dari sengatan langsung sinar matahari yang begitu terik.

Selanjutnya, para siswa masuk dengan rapi ke Aula Dinas Pelabuhan muncar untuk melakukan audiensi. Pak herlambang selaku KASI Dinas Pelabuhan Muncar menyampaikan bahwa per-tahun produksi ikan di pelabuhan Muncar mencapai 14.000 ton dan meraup hasil sekitar 165 miliar. Ada 13.102 nelayan dengan 1.747 unit kapal. Pendapatan nelayan ditentukann sesui musim, ada musim padangan dan musim petengan. Musim padangan adalah musim rembulan, ikan jarang ditemukan karena cahaya rembulan yang terang sehingga ikan menuju dasar laut. Musim petengan adalah musim ikan naik ke permukaan sehingga di musim itu nelayan banyak mendapatkan hasil berlimpah.
Nelayan berlayar pukul 13.00 – 03.00. Dalam 1 hari kebutuhan BBM kapal mencapai 25 liter disertai peralatan yang lengkap. Peralatan nelayan diantaranya adalah :
1. Purse seine ( pukat cincin )
2. Payang ( Pukat Kantong )
3. Gilli net ( Jaring insang )
4. Lift net ( Jaring angkat )
5. Hook and line ( Pancing )
6. Traps ( penangkap )
Dalam sekali berlayar nelayan mampu mendapatkan hasil 2 ton ikan atau setara dngan 10 juta rupiah perhari. Pendistribusian hasil ikan salah satunya di jual ke agen, dan ikanya selalu habis terjual.
Siswa terbagi dalam beberapa kegiatan. Wawancara nelayan, proses pengasinan ikan, pemindangan, pembekuan, dan pengalengan ikan. 128 siswa sudah terbagi sesuai denagn tugas masing-masing. Dengan dipandu dari petugas pelabuhan seiswa berkeliling di sekitar lokasi pelabuhan muncar. Bagai jurnalis handal, para siswa mewawancarai warga setempat pelaku ekonomi dengan berbagai pertanyaan, ada yang bertugas mencatat, dan ada juga yang betugas menggambil gambar dan viideo. Sambutan ramah mereka dapatkan, warga melayani dengan ramah dan penuh kesabaran. Setelah wawancara tuntas, tak lupa para siswa mengucapkan salam dan memohon izin pamit. Sebagai rasa terima kasih para siswa memberikan sedikit oleh-oleh yang sudah di beli untuk di berikan kepada narasumber.

Setelah menjalankan peranya masing-masing, siswa lkembali berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, mereka menjelaskan resume hasil wawancara dan saling bertukar informasi untuk melengkapi LKS. Tidak ada siswa yang tidak berkintribusi, semua terbagi rata dengan semua tugas yag dibertkan. Di sinilah pembelajaran terjadi, rasa kepercayaan diri terbagun ketika harus mempresentasikan informasi yang didapat, belajar berkolaborasi dengan yang lain, dan saling membantu. Setelah hampir 1 jam, tugas sudah terselesaikan dengan baik, setelah itu berbaris kembali sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan siap melanjutkan ke destunasi selanjutnya.

#60HMB
#WBT BWI

Posting Komentar

0 Komentar