Sampah masih menjadi problem bagi kita semua, beberapa
upaya, terobosan, penyuluhan bahkan kampanye ZERO WASTE sudah dilakukan
oleh pemerintah, instansi pendidikan, masyarakat, dan beberapa komunitas
penggiat lingkungan tetapi masih belum menumukan solusi tepat untuk bisa
merubah lingkungan sekitar menjadi tempat yang dapat dijadikan sebagai lokasi
yang ramah lingkungan dan nol sampah. Gaya hidup masyarakat yang masih konsumtif,
kurangnya pengetahuan tentang pengelolahan sampah, suka membuang sampah
sembarangan, merokok ditempat umum, penebangan liar merupakan, penggusuran
lahan pertanian menjadi bangunan merupakan beberapa penyebab dari problem yang
kita bahas.
“Indonesia merupakan negara
penyumbang sampah plastik ke laut terbesar ke-2 di dunia, sampah plastik sangat
berbahaya," ujar Susi dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS),
sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2
juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Kompas.com. Di kota
tercinta Sidoarjo, melalui hasil wawancara dengan pengurus DKP yang mengelola
TPS di Praloyo menyebutkan bahwa sebenarnya kota sidoarjo darurat sampah, TPS
sudah tidak mampu menampungnya, beliau memperkirakan hampir 2 ton sampah yang
dihasilkan tiap harinya mulai dari sampah rumah tangga, pabrik, rumah makan,
rumah sakit dan lainya.

Allah berfirman dalam
QS. Ar-Ruum/30: 41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dari dalil di atas dapat di simpulkan bahwa masalah di lingkungan sekitar kita
khususnya masalah sampah dan dampak yang menyebabkan lingkungan tercemar bukan
di sebabkan karena siapa-siapa melainkan kita sendiri, dan itu adalah tanggung
jawab kita semua oleh karena itu untuk membentuk lingkungan yang ramah lingkungan
dan minim sampah, maka pertama kali yang harus kita sadarkan adalah diri kita
sendiri.

Program-program sudah berjalan tetapi masih
belum maksimal, hal ini dikarenakan belum sepenuhnya dari semua fihak terkait
yaitu guru, staff, siswa, dan wali murid mengerti tentang pengelolahaan sampah,
penghijauan dan sadar terhadap lingkungan, maka diperlukan usaha bersama dari
seluruh fihak untuk mengkampanyekan ini dan melakukan bersama secara masif
sekaligus membuat terobosan-terobosan baru untuk membangun SDM di dalamnya agar
mampu berjalan bersama dalam upaya maju bersama menuju sekolah ramah lingkungan
dan minim sampah dan mendapatkan pengakuan yang layak sebagai sekolah
Adhiwiyata. Wassalam........tunggu tulisan selanjutnya ya........
Penulis
Imam Syaroni, S.Pd.I
0 Komentar