Sampah masih menjadi problem bagi kita semua, beberapa
upaya, terobosan, penyuluhan bahkan kampanye ZERO WASTE sudah dilakukan
oleh pemerintah, instansi pendidikan, masyarakat, dan beberapa komunitas
penggiat lingkungan tetapi masih belum menumukan solusi tepat untuk bisa
merubah lingkungan sekitar menjadi tempat yang dapat dijadikan sebagai lokasi
yang ramah lingkungan dan nol sampah. Gaya hidup masyarakat yang masih konsumtif,
kurangnya pengetahuan tentang pengelolahan sampah, suka membuang sampah
sembarangan, merokok ditempat umum, penebangan liar merupakan, penggusuran
lahan pertanian menjadi bangunan merupakan beberapa penyebab dari problem yang
kita bahas.
“Indonesia merupakan negara
penyumbang sampah plastik ke laut terbesar ke-2 di dunia, sampah plastik sangat
berbahaya," ujar Susi dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS),
sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2
juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Kompas.com. Di kota
tercinta Sidoarjo, melalui hasil wawancara dengan pengurus DKP yang mengelola
TPS di Praloyo menyebutkan bahwa sebenarnya kota sidoarjo darurat sampah, TPS
sudah tidak mampu menampungnya, beliau memperkirakan hampir 2 ton sampah yang
dihasilkan tiap harinya mulai dari sampah rumah tangga, pabrik, rumah makan,
rumah sakit dan lainya.
Sampah, gaya hidup
komsuntif, pengetahuan yang kurang tentang sampah dan pengelolahanya kini
menjadi masalah yang mengkhawatirkan bagi kita semua khusunya di instansi
pendidikan yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat menimba ilmu, membangun
karakter siswa, membudayakaan hidup bersih dan sehat, tetapi semua itu tidak
akan balance apabila siswa dan para staff di dalamnya masih belum
memiliki kesadaran tentang membuang sampah pada tempatnya, budaya merawat
tanaman masih belum tumbuh, program tentang mengelolah sampah belum tebentuk,
dan merokok di sembarang tempat. Sebagian besar sebuah instansi pendidikan
masih mengandalkan jasa para OB, tukang sampah keliling, dan tukang kebun untuk
mengerjakan dan menyelesaikan semua pekerjaan itu, padahal sejatinya itu adalah
tugas kita semua khusunya kita dalam upaya membangun sekolah yang ramah
lingkungan dan minim sampah.
Allah berfirman dalam
QS. Ar-Ruum/30: 41 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dari dalil di atas dapat di simpulkan bahwa masalah di lingkungan sekitar kita
khususnya masalah sampah dan dampak yang menyebabkan lingkungan tercemar bukan
di sebabkan karena siapa-siapa melainkan kita sendiri, dan itu adalah tanggung
jawab kita semua oleh karena itu untuk membentuk lingkungan yang ramah lingkungan
dan minim sampah, maka pertama kali yang harus kita sadarkan adalah diri kita
sendiri.
SMP IT INSAN KAMIL Sidoarja
merupakan sekolah yang mempunyai impian untuk menjadi sekolah ADHIWIYATA yaitu
program pendidikan lingkungan hidup. Dalam Wikipedia bahasa indonesia dapat
diartikan Adiwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan
ideal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk Cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Beberapa program sudah dilakukan dalam upaya menuju
kesana, diantaranya program penghijauan yaitu membuat kebun sayur untuk
pembelajaran bercocok tanam, LAB hidroponik, taman, dan tanaman toga. Dibidang
perikanan ada kolam ikan dan dalam pengelolahan sampah ada program bank sampah
dan komposter. Dalam hal ini sekolah juga menjalin kerja sama dengan komite
sekolah untuk bisa menerapkan ZERO WASTE dalam setiap kegiatan yaitu, setiap
kegiatan komite maka setiap hidangan yang disajikan sudah bebas plastik dan nol
sampah.
Program-program sudah berjalan tetapi masih
belum maksimal, hal ini dikarenakan belum sepenuhnya dari semua fihak terkait
yaitu guru, staff, siswa, dan wali murid mengerti tentang pengelolahaan sampah,
penghijauan dan sadar terhadap lingkungan, maka diperlukan usaha bersama dari
seluruh fihak untuk mengkampanyekan ini dan melakukan bersama secara masif
sekaligus membuat terobosan-terobosan baru untuk membangun SDM di dalamnya agar
mampu berjalan bersama dalam upaya maju bersama menuju sekolah ramah lingkungan
dan minim sampah dan mendapatkan pengakuan yang layak sebagai sekolah
Adhiwiyata. Wassalam........tunggu tulisan selanjutnya ya........
Penulis
Imam Syaroni, S.Pd.I
0 Komentar