PENTINGNYA BELAJAR DAN MENGAJAR AL-QUR’AN


Belajar Al-Qur’an hukumnya fardhu kifayah, sedangkan menghafalkanya adalah wajib kifayah bagi seluruh umat sehingga tidak terputus riwayatnya, tidak terjadi pergantian dan perubahan dalam Al-Qur’an itu maka apabila satu kaum sudah melaksanakanya maka gugur kewajiban yang lainya jika tidak maka akan dosa seluruhnya.
                Bahwasanya Rasulullah tidak pernah ragu untuk menyampaikan ayat yang diturunkan kepadanya kepada orang yang bersamanya diantaranya kepada sahabat dan sekaligus bersegera mengajarkanya sehingga Allah memerintahkan kepada kita sesuai dengan firmanya di Surat Al Maidah ayat 27:
 “ yaa ayyuhaa alrrasuulu balligh maa unzila ilayka min rabbika wa-in lam taf’al famaa ballaghta risaalatahu waallaahu ya’shimuka mina alnnaasi inna allaaha laa yahdii alqawma alkaafiriina “ yang artinya :
“Wahai Rasul, sampaikan apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjagamu dari bahaya manusia, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”          
                Tidak ada keraguan didalamnya bahwa sesungguhnya umat islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, paling utama kitabnya maka dari itu kita wajib untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Apa keutamaan dari belajar dan mengajar Al-Qur’an
1.     MENJADI SEBAIK-BAIKNYA MANUSIA
      Rasulullah menjelaskan kepada kita sesungguhnya sebaik-baiknya manusia dan utama-utamanya manusia adalah orang  yang disibukkan dirinya dengan belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya, beliau bersabda :
وَعَلَّمَهُ الْقُرْآنَ تَعَلَّمَ مَنْ خَيْرُكُمْ
Artinya: “Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” Hadits riwayat Bukhari.

2.     TIDAK ADA ALQUR’AN BAGAIKAN RUMAH YANG RUNTUH
      Ibn Abbas ra berkata: Rasulullah saw bersabda:” innalladzi laisa fii jaifihi syai’un  minal qur’aan kalbaitil khorbi “ yang artiya :
Sesungguhnya orang yang di dalam mulutnya tidak ada al-Qur’an bagaikan rumah yang runtuh.
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2837),
      Dalam riwayat yang lain dijelaskan  dari Anas ibn Malik berkata : Abu Musa al-Asy’ari berkata :
 “ Perumpamaan orang mu’min yang membaca al-Qur’an bagaikan buah Utrujah, rasa buahnya enak dan baunya wangi. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak berbau. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an, bagaikan buah Raihanah, baunya enak namun rasanya pahit. Dan perumpaman orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an, bagaikan buah Hanzalah, rasanya pahit tetapi tidak berbau”.
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (hadis no. 4632) dan Muslim (hadis no. 1328)

3.     MENJADI KELUARGA ALLAH DAN HAMBA PILIHANYA
   Ahlul Qur’an maka menjadikan Al-Qur’an selalu bersemai dalam hati, mentadabburi ayat-ayat Allah, merenungkan tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Allah dan dengan demikian mereka mampu menjaga dirinya, memperindah akhlaqnya oleh karena itu Rasulullah S.A.W memberikan kabar kepada kita bahwa para penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka itu adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari kalangan manusia. Siapakah yang dimaksud ahlul qur’an dan ahlullah (keluarga Allah) atau hamba-hamba khusus bagi Allah dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
وَخَاصَّتُهُ اللَّهِ أَهْلُ هُمْ الْقُرْآنِ أَهْلُ ؟ قَالَ اللَّهِ رَسُولَ يَا هُمْ مَنْ : قَالُوا النَّاسِ مِنَ أَهْلِينَ لِلَّهِ إِنّ
Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)


Penulis
Alfaqir Imam Syaroni
Diambil dari Kitab Ghoyatul Murid fii ilmi tajwid

Posting Komentar

0 Komentar