Bila
kita makan secara teratur, tidak banyak dan tidak sedikit, dengan nilai gizi
yang seimbang, kemungkinan besar badan kita terhindar dari penyakit tapi pola
makan sehat tidak menentukan kehidupan akhiratmu. Semua itu tergantung
kehalalan makanan yang masuk ke tubuh kita. Rasululloh bersabda: “Tidak ada
daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram kecuali neraka layak baginya”
artinya jika engkau mendapatkan makanan tersebut dengan cara yang halal maka
bisa saja engkau mendapatkan pahala, tetapi jika makanan yang engkau dapatkan
merupakan hasil yang didapatkan dengan cara yang haram maka engkau mendapatkan
dosanya dan daging yang tumbuh oleh makanan haram itu layak untuk api neraka.
Dan
di surat al baqoroh ayat 172 yang berbunyi. “Hai orang orang yang beriman,
makanlah yang baik baik dari yang kami rezekikan kepada kalian,,, “ yang jika
ditafsirkan memiliki makna yaitu kehalalanya/ath thayyibat yang secara syar’i
terbagi menjadi 3 jenis yaitu cara memperolehnya, kandungan zatnya, cara makan
dan minumnya. Ketiga menjadi sangat penting, sebab itulah yang dapat membedakan
bagaimana cara manusia dan hewan makan dan minum.
Seorang
mu’min atau mu’minah harus memperhatikan harta yang diperolehnhya, dari cara
yang halal atau haram. Jangan sampai dia
mencari harta dengan cara yang haram. Harta yang haram menurut syariat
Contohnya adalah
harta yang diperoleh dengan cara mencuri, suap, korupsi, riba dan sebagainya.
Rasulullah telah mengingatkan bahwa sekerat daging yang tumbuh dari harta haram
kelak akan dibakar oleh api neraka. Ibadahnya selama 40 hari tidak diterima.
Bahkan doanya tertolak.
Makanan
yang masuk ke dalam tubuh kita juga harus halal secara zatnya. Tidak banyak
makanan yang diharamkan Allah, namun yang banyak variasinya. Tentang makanan
yang haram ini telah disebutkan dalam surat
al maidah ayat 3, yang berbunyi : “Diharamkan kepadamu bangkai, darah,
daging babi, dan apa saja yang disembelih bukan atas nama Allah”.
Yang
juga penting dalam mengonsumsi makanan/minuman adalah kita harus makan dan
minum dengan cara yang tidak berlebih lebihan (israf) seperti yang difirmankan
Allah di surat al a’raf ayat 31 yang berbunyi “makan dan minumlah tetapi jangan
berlebihan .sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan”.
Jadi kita harus benar-benar memperhatikan
makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh kita, yaitu harus jelas
kehalalannya agar kita selamat dari siksaan di akhirat.
1 Komentar
Bagus wes wkwkwk
BalasHapus