Kesepian Di Tengah Keramaian By: Ahza Dwi R.7.2


Hanya di zaman ini memang segalanya jadi terbolak-balik. Standar ketampanan berubah dari gagah perkasa menjadi cantik ala cowok korea. Sementara, kaum perempuan berlomba-lomba membesarkan lengan agar menjadi kekar. Yang jauh menjadi dekat dengan teknologi gadget, tetapi yang dekat menjadi jauh, karena setiap saat kita sibuk dengan gadget kita. Ada tapi tiada.Tiada tapi ada.

Dan, orang pun mulai terasa sunyi, meskipun sebenarnya dia ada di keramaian. Bersedih, meski berlimpah kesenangan. Merana,di tengah gebyar hiburan malam. Menangis, tanpa tahu apa sebabnya.
Sebuah survei menyebutkan, bahwa, satu dari tiga orang mengaku kesepian, meskipun dia banyak teman. Padahal, menurut riset dari University of New York, sebagaimana dilansir dari tirti.id,menyebutkan bahwa rasa sepi dan isolasi sosial, meningkatkan resiko penyakit jantung hingga 29% dan stroke hingga 32%.

Masyarakat modern merasa mampu hidup sendiri dengan teknologi super canggih. Malas untuk beradaptasi, mereka memilih membangun tembok tinggi, mengunci gerbang hampir sepanjang waktu, berasik masyuk dengan dirinya.Lebih buruk lagi jika jauh dari nilai-nilai beribadah. Tak ada waktu ‘curhat’ kepada Allah, bahkan sekadar untuk berdoa dan memohon kelembutan hati. Jiwa menjadi kosong, terjerat depresi.

Mengejar target serta prestasi memang penting. Tapi, mencoba membangun interaksi  yang berkualitas sesama, juga Yang Maha Esa, jauh lebih penting. Mulailah dengan membangun senyum, salam, dan membangun persahabatan, juga waktu khusus untuk berkhalwat dengan Allah Azza wa jalla. Lambat laun sepi itu akan pergi, bahkan ketika kita sedang berdiri. []




Posting Komentar

0 Komentar