KEINDAHAN TAMAN SRITANJUNG DAN ASAL USUS BANYUWANGI


            Agenda perjalana kami berlanjut, setelah dari Pendopo Kabupaten, kita menuju Taman Sritanjung yang letaknya tidak jauh dari pendopo, yaitu pas di depanya. Taman yang begitu indah , berada di pusat kota, dengan aneka pepohonan yang hijau disertai tempat duduk yang nyaman dan gemercik air mancur, menambah kenyamanan pengunjung yang datang ke sana.
Taman ini merupakan salah satu ikon dari banyuwangi. Nama dari Sritanjung sendiri konon katanya diambil dari cerita rakyat kabupaten banyuwangi tentang Legenda Sri Tanjung atau juga dikenal sebagai kisah Asal usul Banyuwangi (bahasa Jawa: Banyuwangi, translit. air yang harum) adalah sebuah kisah dongeng dalam khazanah kebudayaan Jawa mengenai kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Kisah ini populer sejak zaman Majapahit. Dalam WikioediA disebutkan bahwa  Kisah ini dikenal dalam karya sastra berbahasa Jawa Pertengahan dalam bentuk kidung yaitu tembang yang dinyanyikan. Selain itu cerita ini juga terkenal karena biasa dibawakan dalam upacara ruwatan dalam adat Jawa. Nama Sri Tanjung sendiri dikaitkan dengan Bunga Tanjung (Mimusops elengi), bunga yang beraroma wangi.
Siswa berkumpul di Taman Sritanjung, seperti biasa baris bersama sesuai kelompoknya masing-masing, dan ketua melaporkan kelengkapan dan kesiapan belajar anggotannya. Kegiatan selanjutnya adalah menyempurnakan LKS dan membeli sembako serta perlengkapan untuk membuat baksos yang akan di berikan kepada Suku Osing.
Dengan sigap para siswa langsung menyebar menuju pasar tradisional yang letaknya tidak jauh dari Taman Sritanjung. Bak pasukan khusus yang sudah terlatih, dan kerja sama yang sudah terbangun, dalam sekejap para siswa sudah mendapatkan amunisi yang didapatkan. Beras, minya, gula, garam, teh kotak, kecap, DLL sudah dalam genggaman. Setelah itu beraksi untuk membungkus sembako sesuai dengan ide dan kreasi yang diinginkan. Taraaaa...Bingkisan siap dibagikan.
RASULIULLAH Shallahu ‘alaihi Wassallam bersabda: “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Imam Baihaqi). Kegiatan ini merupakan implemtasi infaq & shadaqoh, yang menurut adat istiadat Banyuwangi merupakan ruwatan untuk keselamatan. Setiap sedekah akan berpotensi menciptakan peluang kebaikan, baik diri sendiri maupun sosial. Setelah bingkisan siap, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10.00, waktunya menuju Osing Deles, salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Banyuwangi. Setelah asyik berbelanja, kita balik untuk melaksanakan sholat berjamaah di Masjid jami’ dan dilanjutkan dengan makan siang. Setelah itu barulah kita menuju ke destinasi selanjutnya SUKU OSING KEMIREN.
#60HMB
#WBTBWI






Posting Komentar

0 Komentar