CIRI ORANG KAFIR




Lanjutan materi Dr. KH Mudawi, Lc  Khawatir  Al-baqarah ayat 6-7
Dalam membaca Al-Qur’an kita dituntut untuk membacanya dengan TARTIL yaitu tidak tergesa-gesa dalam membaca dan memberikan hak-hak huruf supaya tidak terbengkalai, Jangan karena takut salah dalam menghafal atau ketika setoran hafalan sehingga kita hanya sekedar membaca tetapi tidak berfokus pada setiap huruf yang dilafadzkan yang pada akhirnya hanya mendorong untuk cepat selesai tetapi dengan bacaan yang tidak sesuai denga  hukum-hukumnya.
     Membaca dan muroja’ah  Al-Qur’an harus dalam keadaan tenang, fokus, khusu’, memenuhi hkum-hukum dan hak dalam setiap hurufnya, jika tidak demikian maka akan sering terjadi keserupaan huruf ketika melafadzkan.

" innallażīna kafarụ sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn"

     Dari keterangan diatas dijelaskan bahwa orang kafir adalah orang yang tidak akan mendapat petunjuk dan hidaya dari Allah dan sebaliknya orang yang bertaqwa adalah orang yang mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah. Mengapa demikian ??Dalam segi bahasa dapat kita ketahui bahwa makna kaafir adalah :
1.      Secara bahasa, Kafiir berasal dari k-f-r, yaitu menggosok, membersihkan, atau memoles. Tapi, istilah ini ternyata juga ditemui dalam bidang agama, yang artinya adalah menghapus seperti dicontohkan dalam ayat Al-Qur’an QS.  Ali Imron ( 3 : 193-194 ) dalam penggalan ayat سَيِّئَاتِنَا عَنَّا وَكَفِّرْ yang artinya dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami. Maka dapat diartikan bahwa orang kafir adalah orang yang menghapus petunjuk dalam hatinya sehingga tidak mau melihat dan mendengarkan Al-Qur’an.
            Sebaliknya, orang MUKMIN adalah orang yang selalu mengingat Al-Qur’an, yaitu dengan selalu membaca dan memperdengarkan Al-Quran sehingga bibirnya selalu basah dengan berdzikir mengingat Allah dengan Al-Qur’an, maka dari itu Al-Qur’an disebut Ad=dzkru yang artinya pengingat. Dalam hadits dijelaskan Laa Yuzaalu Lisanuka Ratban min dzikrillahi yang artinya “Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah.” (HR Tirmidzi).  Dalam hal ini dijelaskan oleh Guru kita Dr. KH. Mudawi, Lc bahwa Lisanya selalu basah dengan dzikir kepada Allah dengan suara yang diperdengarkan kepada orang lain karena dengan mendengarkan hati orang sekitar menjadi lembut seperti zaman orang tua kita terdahulu ketika menimang anak selalu diperdengarkan Al-Qur’an dan sholawat begitupun di surau2 banyak diperdengarkan Bacaan Al_qur’an dan sholawat, tetapi kalau tidak butuh diperdengarkan maka minimal didengarkan untuk dirinya sendiri.
            Orang kafir, Golongan mereka akan marah jika diperdengarkan ayat-ayat Allah oleh karena itu Rasulullah diturunkan di Arab untuk menyampaikan Al-Quran karena tabiat dari kebanyakan orang arab adalah keras sehingga dengan adanya Al-Quran bisa melembutkan hati mereka,  maka jika ada sekelompok manusia yang marah jika diperdengarkan dzikir dan ayat-ayat Al-Qur’an maka mereka itu sebenarnya bagian dari orang-orang kafir. Sebaliknya orang mukmin adalah orang yang sangat suka berdzikir dan mendengarkan dzikir hinggga disebutkan ciri orang MUKMIN dalam Alqur’an diantaranya ketika disebut nama Allah bergetar hati mereka, ketika dibacakan ayat Allah bertambah iman mereka dan mereka pun tawakkal pada Allah.
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)

2.      Kata k-f-r ditemui cukup banyak dalam bahasa Arab. Salah satu ayat Al-Qur’an bahkan menggunakan kata ini untuk merujuk pada petani, yaitu melalui kata alkuffar, serta kafara yang berarti menutupi benih dengan tanah. Namun, kafara-lah yang menjadi cikal bakal kata kafir yang kita kenal karena secara etimologi berarti menutup. Arti kata yang terakhir secara spesifik hampir mirip dengan kata kafir yang kita kenal sekarang: menutup kebenaran kitab suci dan menolak beriman.

     Dalam konteks ini guru kita menjelaskan bahwa petani menanam benih dalam tanah lalu menutupnya. Menutup dalam konteks ini adalah menutup hati, menutup kemungkinan untuk percaya, serta menolak suatu paham yang diajukan. Jika diposisikan dalam ajaran Islam, makna kafir memang berarti ketidakpercayaan seseorang atas Allah swt. dan rasul-Nya. Allah berfirman “ tsumma syaqoqna al-Adho syaqqo – Fa ambatnaa fiihaa habba “ yang artinya kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya – lalu disana kami tumbuhkan biji-bijian, dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa orang kafir sifatnya ibarat menembus tanah yaitu mereka diajak kedalam kebaikan atau tidak maka akan menolak dikarenakan SOMBONG.

khatamallāhu 'alā qulụbihim wa 'alā sam'ihim, wa 'alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum 'ażābun 'aẓīm

            Dalam lanjutan ayat ini bersambung, dijelaskan bahwa mereka tertutup karena kesombonganya akibat ucapan mereka sendiri, bahkan anehnya mereka yang dianggap kafir menyebut kita ( orang mukmin ) adalah kafir pula, itu terbukti dalam Firman Allah Q.S As-Syu’ara ayat 19 WA FA’ALTA FA’LATAKA ALLATI FA’ALTA WA ANTA MINAL KAFIRIN  yang artinya : Dan engkau ( Musa ) telah melakukan kesalahan dari perbuatan yang telah engkau lakukan dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih. Semoga kita semua senantiasa digolongkan Allah sebagai orang MUKMIN. Aamiin.

Al-Faqir
Imam Syaroni.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Shiip ustadz...
    #berharap antum juga berencana membukukan ini semua.. Dr awal hingga akhir...
    #biarlebihbisadinikmatibanyakmukmin
    #aamiin

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)