Al-Qur’an
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada RosulNya Muhammad Shollallahu alaihi
Wasallam yang merupakan tempat beribadah dengan membacanya.[1] Di
era modern ini pembelajaran Al-qur’an dan ulumul Qur’an sangat penting bagi
kita semua yang ingin mengkaji dan mendalamai ilmu Al-Qur’an, tidak hanya sebatas
belajar membaca dan metodologi pengajaran tetapi lebih luas lagi dengan
mempelajari ulumul Qur’an agar mempunyai wawasan yang luas dan tidak terjebak
pada pemahaman secara tekstual, tidak kaku, dan mampu menerima gagasan baru
dalam memahami teks.
Kita sering melihat dan mendengar
bacaan dari beberapa Ahlul Qur’an dari majelis taklim, media cetak, buku,
kitab, televisi, you tube dsb, tentang bacaan Al-Qur’an yang berbeda dengan
bacaan yang biasa kita lafadzkan dan dipelajari, bagi sebagian orang mungkin
masih awam dan bahkan ada yang menyalahkan padahal itu adalah ilmu Qiroat yang
semuanya adalah bersumber dari Rasulullah.
Pada awalnya bacaan Al’Qur’an yang
diajarkan Nabi Muhammad adalah bacaan yang sesuai dengan dialek Quraisy, yaitu
suku yang mendiami kota mekkah dan sekitarnya dimana nabi pertama kali
menyampaiakn Al-Qur’an dan dakwahnya.[2]
Dalam perjalanan dakwahnya nabi menjumpai bahwa bangsa arab bukanlah hanya dari
suku quraisy saja melainkan puluhan suku yang terpencar di semenanjung arab
dengan berbagai macam tingkat pengetahuan diantaranya ada yang “ ummi “
( tidak bisa baca tulis ), faktor umur sehingga sulit melafadzkan secara pas
dan benar, Sehingga Nabi Muhammad memohon kemudahan kepada Allah dan dijawab
melalui malaikat jibril dengan menyuruh membaca Al-Quran dengan Sab’atu
ahruf ( tujuh huruf ) dan itu menunjukkan bahwa boleh membaca dengan
beberapa ragam bacaan tetapi harus bersumber dari Nabi Muhammad.Di sini saya
akan menuliskan beberapa ringkasan untuk mempermudah dalam memahamai dan
mempelajari ilmu Qiroat, khsusnya bagi saya pribadi.
A.
ILMU
QIRA’AT DAN RUANG LINGKUPNYA
Menurut
ibnu jazari ilmu Qira’at adalah :
“
Ilmu yang membahasa tata cara mengucapkan lafaz-lafaz Al-Qur’an dan
perbedaanya, dengan menisbatkan bacaan-bacaan tersebut kepada perawinya “ ( Munjid
al-Muqri’in).
Dari
keterangan diatasdapat kita definisikan bahwa Al-Qur’an Al-Karim datang dengan
riwayat yang di riwayatkan oleh oara Ahlul Qur’an dari para gurunya yang
besrambung sanadnya sampai kepada Rosulullah. Maka untuk diterima sahnya bacaan
kita ada 3 rukun :
1)
Muwafawoh bil Arobiyah ( sesuai dengan bahasa arab)
2)
Muwafaqoh bi ahad rosm utsmani ( sesuai dengan salah satu penulisan mushaf
Utsmani)
3)
Shihhatus Sanad ( bersandarkan dari sanad atau riwayat yang shohih / kuat)
B.
TARTIBUL
QIRO’AT
Dalam
membaca Al-Qur’an ada 3 cara :
1.
TARTIL
Yaitu
: Membaca Al-Qur’an dengan sikap waspada, secara perlahan, dan tuma’ninah
dengan disertai merenungkan maknaya dan penjagaan hukum-hukum tajwid dan ini
adalah sebaik-baiknya cara
2.
TADWIR
Yaitu
: Membaca Al-Quran dengan kondisi pertengahan antara tuma’ninah dan kecepatan
disertai dengan penjagaan hkum-hukum tajwid
3.
HADR
Yaitu
: Membaca AL-Qur’an dengan cepat di sertai menjaga hukum-hukum tajwid.
Disebutkan
oleh sebagian ulama’ bahwa pembagian tartibul qiroah adalah 4 yaitu Tahqiq,
tartil, tadwir, dan hadr. Hadr yaitu membaca Al-Quran dengan lebih waspada,
lebih perlahan, lebih tuma’ninah dari Tartil, dan ini adalah cara memperbagus
bacaan Al-Quran dalam kondisi Pembelajaran.
C.
SEJARAH
PEMBENTUKAN ILMU QIRA’AT.
Ada
beberapa masa dalam perjalanan perkembangan ilmu Qira’at diantaranya masa
pertumbuhan, masa perkembangan, masa penulisan, masa pembakuan, dan masa
perkembangan masa kini.
MASA
PERTUMBUHAN
Masa
pertumbuhan Ilmu Al-Qur’an adalah ketika Rasulullah mengajar kan kepada para
sahabat baik ketika di makkah maupun setelah berhijrah ke madinah.Rasulullah
mengajarkan dengan beberapa cara.
1.
Membaca Al-Qur’an
dengan tartil.
Hal
ini sesuai dengan Firman Allah QS. Al-muzzammil ayat 4 “ Wa rattilil Qur’ana
Tartila “, dan Hadits riwayat Bukhori dan Muslim “ Kaan rasulullahi
shollallahu alaihi wa sallam yu’allimuna at-tayahhuda kama yu’allimuna ssurah
minal qur’aan.
2.
Nabi
mengajarkan Al-Qur’an sedikit demi sedikit. Dari perkataan Abdurrahman
as-sulami :
“
guru-guru kami meminta nabi membacakan Al-Qur’an kepada mereka. Jika mereka
telah belajar sepuluh ayat, mereka tidak beranjak ke ayat berikutnya sampai
merekan bisa mengamalkan isisnya. Dengan demikian kami bisa mempelajari Al-Qur’an
dan mengumpulkanya sekaligus ( Tafsir ibnu Katsir )
3.
Mengajarkan
berbagai macam bacaan.
Banyak
hadits yang meriwayatkan tentang macam bacaan diantaranya :
ثم قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: ان هذا القرأن انزل على سبعة احرف فاقرأوا ما تيسر منه.
Artinya:
“Bersabda Rasul SAW: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan atas tujuh huruf,
maka bacalah kamu mana yang mudah daripadanya.” (HR. Bukhari Muslim)
”Dari
Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata: “Berkata Rasulullah SAW: “Jibril membacakan
kepadaku atas satu huruf, maka aku kembali kepadanya, maka aku terus-menerus
minta tambah dan ia menambahi bagiku hingga berakhir sampai tujuh huruf.” (HR.
Bukhari Muslim).
“Diriwayatkan
dari ubay bin ka’ab bahwa ketika rasul diperintah untuk membaca dengan Cuma
satu huruf, rasul masih mengajukan banding pada jibril “aku mohon ampunan dan
perlindungan allah, sesungguhnya ummatku tak akan sanggup” kemudian jibril pun
berlalu hal itu terulang sampai empat kali, akhirnya Jibril datang dengan
membawa titah “sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al-Qur’an
kepada ummatmu dengan tujuh huruf, dari huruf yang mana saja ia membaca maka ia
telah benar.”
MASA
PERKEMBANGAN
Masa perkembangan ilmu qira’at dipengaruhi
beberapa fase :
1.
Tersebarnya
Sahabat ke pelosok negeri untuk mengajarkan Al-Qur’an
2.
Munculnya
Komunitas Al-Quran di pelosok negeri
3.
Munculnya Ahlul
Qira’at
Beberapa
sahabat yang yang andil dalam beberapa fase perkembanagan ilmu qira’at
diantaranya adalah :
Fase pertama :
-
Abu Musa
al-asyari ke kota Basrah
-
Ibnu Mas’ud ke
kufah
-
Abu Darda’ ke
kota Syam
Fase kedua :
-
Komunitas Qur’an
di Madinah : Said bin al-musayyab, urwah bin zubair, Umnar bin abdul aziz.
-
Komunitas Qur’an
di makkah : Ubaid bin umar, Atha. Thawus
-
Komunitas Qur’an
di Kufah : Aswad bis yazid, Alqamah, Masruq
-
Komunitas Qur’an
di Basrah : Amin bin abd qois, yahya bin ya’mur, Nasr bin Ashim
-
Komunitas Qur’an
di syam : Mughirah bin abi syihab, khulaid bin sa’d.
Fase ketiga :
-
Di madinah :
Abu ja’far yazid bin al-qa’qa,, nafi’
-
Di Makkah :
Abdullah bin katsir, humaid bin qois
-
Di Kufah :
Ashim, hamzah, kisa;i
-
Di Basrah : Abu
Amr bin al-a’la, ya’qub, Isa bin umar
-
Di Syam :
Abdullah bin amr, yahya bin al harits
MASA PENULISAN
( TADWIN ) ILMU QIRA’AT
Pada tahap
selanjutnya ilmu qira’at memasuki tahap penulusan, sebagian peneliti mengatakan
bahwa ilmu Qira’at di mulai pada akhir abad pertama hijrah. Disebutkan bahwa
yang pertama kali menulis ilmu Qira’atadalahYahya bin Ya’mur murid sari Abul
aswad ad-du’ali, tetap sebagian yang lain mengatakan bahwa abu ubaidlah yang
sebenarnya pertama kali emnulis kitab ilmu Qira’at dan menghimpun bacaan 25 imam
termasuk 7 imam yang terkenal.
MASA PEMBAKUAN
QIRA’AT SAB’AH.
Perkembangan ilmu Qira’at dari
beberapa fase diawal masih terfokus pada penghimpunan riwayat dari beberapa
qiroat tanpa memperhatikan kualitas riwayat yang di himpun. Seorang Ahli Qira’at
dari Baghdad 9 ( w.324 H ) yang berbama Ibn Mujahid Ahmad bin musa bin Al-Abbas
Al-Baghdadi menghimpun qira’at yang mewakili setiap negeri dan mempresentasikan
qira’at secara mutawatir. Beliau menulis kitab as-sab’ah yang menghimpun tujuh
imam Qira’at yang terkenal berikut ini :
1)
Ibnu ‘Amir (118 H)
Nama lengkapnya adalah Abdullah al-Yahshshuby seorang qadhi di
Damaskus pada masa pemerintahan Walid ibnu Abdul Malik. Pannggilannya adalah
Abu Imran. Dia adalah seorang tabi’іn, belajar qira’аt dari Al-Mughirah ibnu
Abi Syihab al-Mahzumy dari Utsman bin Affan dari Rasulullah SAW. Beliau Wafat
di Damaskus pada tahun 118 H.
2)
Ibnu Katsir (120 H)
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdullah Ibnu Katsir ad-Dary
al-Makky, ia adalah imam dalam hal qira’аt di Makkah, ia adalah seorang tabi’іn
yang pernah hidup bersama shahabat Abdullah ibnu Jubair. Abu Ayyub al-Anshari
dan Anas ibnu Malik, dia wafat di Makkah pada tahun 120 H. Perawinya dan penerusnya
adalah al-Bazy wafat pada tahun 250 H. dan Qunbul wafat pada tahun 291 H.
3)
‘Ashim al-Kufy (128 H)
Nama lengkapnya adalah ‘Ashim ibnu Abi аn-Nujud al-Asady. Disebut
juga dengan Ibnu Bahdalah. Panggilannya adalah Abu Bakar, ia adalah seorang
tabi’іn yang wafat pada sekitar tahun 127-128 H di Kufah. Kedua Perawinya
adalah; Syu’bah wafat pada tahun 193 H dan Hafsah wafat pada tahun 180 H.
4)
Abu Amr (154 H)
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Amr Zabban ibnul ‘Ala’ ibnu Ammar
al-Bashry, sorang guru besar pada rawi. Disebut juga sebagai namanya dengan
Yahya, menurut sebagian orang nama Abu Amr itu nama panggilannya. Beliau wafat
di Kufah pada tahun 154 H. Kedua perawinya adalah ad-Dury wafat pada tahun 246
H. dan аѕ-Susy wafat pada tahun 261 H.
5)
Hamzah al-Kufy (156 H)
Nama lengkapnya adalah Hamzah Ibnu Habib Ibnu ‘Imarah az-Zayyat
al-Fardhi ath-Thaimy seorang bekas hamba ‘Ikrimah ibnu Rabi’ аt-Taimy,
dipanggil dengan Ibnu ‘Imarh, wafat di Hawan pada masa Khalifah Abu Ja’far
al-Manshur tahun 156 H. Kedua perawinya adalah Khalaf wafat tahun 229 H. Dan
Khallad wafat tahun 220 H. dengan perantara Salim.
6)
Imam Nafi. (169 H)
Nama lengkapnya adalah Abu Ruwaim Nafi’ ibnu Abdurrahman ibnu Abi
Na’im al-Laitsy, asalnya dari Isfahan. Dengan kemangkatan Nafi’ berakhirlah
kepemimpinan para qari di Madinah al-Munawwarah. Beliau wafat pada tahun 169 H.
Perawinya adalah Qalun wafat pada tahun 12 H, dan Warasy wafat pada tahun 197
H.
7)
Al-Kisaiy (189 H)
Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Hamzah, seorang imam nahwu golongan
Kufah. Dipanggil dengan nama Abul Hasan, menurut sebagiam orang disebut dengan
nama Kisaiy karena memakai kisa pada waktu ihram. Beliau wafat di Ranbawiyyah
yaitu sebuah desa di Negeri Roy ketika ia dalam perjalanan ke Khurasan bersama
ar-Rasyid pada tahun 189 H. Perawinya adalah Abul Harits wafat pada tahun 424
H, dan ad-Dury wafat tahun 246 H.
Syathiby
mengatakan: “Adapun Ali panggilannya Kisaiy, karena kisa pakaian ihramnya,
Laits Abul Haris perawinya, Hafsah ad-Dury hilang tuturnya.
MASA
IMAM MUJTAHID – IBN AL-JAZARI
Dari masa imam
mujtahid denganpenulisan bacaan 7 imam qira’at mendapatkan respon dari masa
setelahnya yaitu Imam abu mar ad-Dani (w.444 H), beliau menghimpun riwayat dari
7 imam menjadi 2 perawi saja pada setiap imam. Dalam kitabnya at-taysir
disebutkan :
1.
Imam Nafi’
riwayat Qolun dan warsy
2.
Imam ibnu
katsir riwayat al-Bazzi dan Qunbul
3.
Imam Abu Amr al-Bashri
riwayat ad-Dudi dan as-Susi
4.
Imam Ibn Amir
riwayat Hisyam dan ibn dzakwan
5.
Imam Ashi riwayat Syu’bah dan Hafs
6.
Imam Hamzah
riwayat Khalaf dan Khallad
7.
Imam al-Kisa’i
riwayat Abu Al-Harits danad-Duri al-Kisa’i
Perkembangan
selanjutnya ditindak lanjuti oleh Imam Syatibi (w.591 H ) dengan me-nadzomkan
materi dalam kitab at-Taysir kedalam satu karya yaitu Hirzul Amani wa
Wajhut Tahani. Setelah itu masa selanjutnya di kembangkan oleh Ibn
al-Jazari (w.833 H ) hingga meyakinka kalangan untuk menerima Qira’at sepuluh
dengan menambah imam bau ja’far, yazid bin al-Qa’qa, dan imam ya’kub al-hadhrami.
TABEL SEJARAH
ILMU QIRA’AT
|
|
MASA
|
TOKOH
|
PERTUMBUHAN
|
Rasulullah
|
PERKEMBANGAN
|
Fase pertama
:
-
Abu Musa al-asyari ke kota Basrah
-
Ibnu Mas’ud ke kufah
-
Abu Darda’ ke kota Syam
|
Fase kedua :
-
Komunitas Qur’an di Madinah : Said
bin al-musayyab, urwah bin zubair, Umnar bin abdul aziz.
-
Komunitas Qur’an di makkah : Ubaid
bin umar, Atha. Thawus
-
Komunitas Qur’an di Kufah : Aswad
bis yazid, Alqamah, Masruq
-
Komunitas Qur’an di Basrah : Amin
bin abd qois, yahya bin ya’mur, Nasr bin Ashim
-
Komunitas Qur’an di syam :
Mughirah bin abi syihab, khulaid bin sa’d.
|
|
Fase ketiga :
-
Di madinah : Abu ja’far yazid bin
al-qa’qa,, nafi’
-
Di Makkah : Abdullah bin katsir,
humaid bin qois
-
Di Kufah : Ashim, hamzah, kisa;i
-
Di Basrah : Abu Amr bin al-a’la,
ya’qub, Isa bin umar
-
Di Syam : Abdullah bin amr, yahya
bin al harits
|
|
PENULISAN
|
-Yahya
bin Ya’mur murid sari Abul aswad ad-du’ali
- abu ubaidlah
|
PEMBAKUAN
Qira’at dalam berbagai
riwayat
|
Ibn Mujahid Ahmad bin musa bin Al-Abbas Al-Baghdadi
|
PEMBAKUAN
Qira’at dengan 2 riwayat
riwayat
|
Imam abu mar ad-Dani
|
MENAZHAMKAN QIRA’AT
|
Imam Syathibi
|
MENGEMBANGKAN QIRA’AT DALAM 10 BACAAN
|
Ibn al-Jazari
|
Al-Faqir
Imam Syaroni
Di ringkas dari beberapa buku referensi.
0 Komentar